Monday, January 13, 2014

Ada Utsman r.a pada dirinya ..

1 bulan lebih dari target yang seharusnya,
Oke, untuk bulan ini ane bakal bahas tokoh pada foto diatas. Dia namanya faisal arifin, anak kelahiran cirebon yang bergabung dengan keluarga kecil yang ceria ChemistA 2012. Keceriaannya selalu terlihat dari raut wajahnya, sifat yang senantiasa ingin berbagi adalah karakternya, ya inilah karakter yang menginspirasi diri ini setelah sebelumnya membahas sang jendral.

Sekarang ia menjabat menjadi pimpinan di majelis tinggi di Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK). Karakter pemimpinnya jika ditelusuri lebih lanjut ternyata kita bisa melihat cahaya sang sayidina Utsman dalam dirinya. Pengorbanan adalah ciri dari kepemimpinannya layaknya sang utsman yang sering berkorban pada masanya. Banyak inspirasi yang telah ana ambil dari karakternya dan ucapan terima kasih dan apresiasi layak untuknya.

Tetaplah berkreasi, dan ada satu kata menarik dari seseorang mungkin ini cocok untuknya" Utsman adalah utsman, dan  karakter utsman memiliki warna dalam kepemimpinan 4 khalifah. Beliau orang yang sangat peka dan peduli namun beliau selalu menggunakan hatinya untuk bekerja dan berkorban bukan untuk merasakan nafsu yang ada ". Selamat berjuang, terima kasih untuk inspirasinya sang Utsman muda..

Sunday, January 12, 2014

Cinta


Senyuman hari ini didampingi dengan seseorang yang mempunyai impian untuk membuat indonesia tersenyum. Ridwansyah Yusuf Achmad sosok energic pemuda indonesia, siapa sii aktivis mahasiswa yang gak kenal beliau ? terus kalo belum kenal kenapa ? ya kenalan dulu aja, biar gaul .. hehehe

Hari ini adalah hari yang sangat berkesan, dengan menerima materi dari beliau. Simple pembawaanya tapi ngena ke mana - mana *eh jadi sedikit lebay..hehe. Bagi saya pribadi beliau adalah tauladan pergerakkan pemuda kontemporer, value yang diajarkan dan dibagikan beliau, saya rasa pas untuk kita saat ini. Kenapa bisa begitu ? Kalo kata saya, penyebabnya adalah karena beliau hidup dengan banyak cerita dan pernah mengalami kehidupan disuasana homogen dan heterogen. 

Dua makna yang saya garis bawahi pada hari ini " Membangun frekuensi hati dan mimpi yang sama ". Kalimat ini bagi saya adalah solusi dari segala permasalahan organisasi, hati dan mimpi adalah suatu kesatuan yang membangun peradaban. Peradaban besar adalah peradaban yang selalu ditunjang dengan kesatuan hati rakyat dan pemimpin serta sebangunnya mimpi diantaranya. Dalam peeradaban islam pernah tercatat suatu konteks seperti ini dimasa pemerintah sang uswah kita Rasullullah S.A.W beliau adalah organisator cerdas yang mampu menyatukan hati dan mimpi para umatnya. 

Jika boleh saya rangkum kata - kata ini "frekuensi yang sama dari hati dan mimpi" menjadi satu kata, maka saya akan merangkum kesamaan frekuensi itu menjadi suatu kata yaitu "CINTA". Ada apa dengan cinta ? *eh ini mah judul film.hehe Cinta merupakan sebuah konsep keseimbangan yang diciptakan oleh Allah S.W.T. Kata cinta inilah yang membuat manusia bisa saling menerima, tersenyum, dan bahagia. Organisasi atau peradaban akan menjadi besar jika dilingkari dengan konsep cinta. Maka, hanya dengan cinta kita bisa saling beriringan. Contohnya saja pohon apel, jika tidak ada cinta dari setiap elemen pohon itu, maka yang terjadi bisa saja pohon itu tidak berbuah atau yang lebih parah lagi pohon itu akan mati karena tidak saling mendukung. Hal itu berlaku juga dalam kehidupan organisasi, organisasi tanpa cinta maka layaknya zombie, Hidup sii, tapi tak bernyawa. hahaha

Maka, dari sekian banyaknya kalimat yang saya buat malam hari ini. Saya ingin menutup dengan sebuah kalimat yang sangat saya maknai dari sosok Ridwansyah Yusuf Achmad " Kita bisa mencintai tanpa harus memimpin, Namun kita tidak bisa memimpin tanpa mencintainya ". 

Thanks to Ridwansyah Yusuf Achmad

Wednesday, January 8, 2014

2014



Yaps...
Sore hari ini ditemani hujan, dan air bergemercik di sekitaran kaca jendela.
2014 tahunnya dari segala hal strategi politik besar - besaran yang ada di indonesia. Katanya si " Pesta Demokrasi ", tapi ada benernya juga. Karena tahun ini bakal banyak saweran mendadak ke masyarakat khusunya yang ada di tempat jauh dari kota dan memiliki pengetahuan minim. Bukan maksud pesimis dengan sistem perpolitikan di Indonesia tapi ya begini adanya. Tapi dimana ada kegelapan pastilah ada setitik harapan untuk kita, itu kata - kata yang sering keluar dari film - film anime yang ane lihat..

Berbicara soal anime, ada salah satu anime yang sangat kental dengan kehidupan berpolitik. Anime ini menggambarkan sesuatu konspirasi yang tingkat super deh. Anime ini juga ane recomended buat semua para pemimpin, karena ane juga banyak belajar dari ini anime. Terus balik lagi ke Indonesia, jika dihubungkan dengan anime " Code Geas " dan Indonesia maka akan ada suatu kesimpulan. Pada karakter utama code geas yaitu lelouch, dia adalah orang yang cerdas dan memahami arti dari kata berkorban. Sedangkan di Indonesia kebanyakan pemimpin hanya menjadikan pengorbanan sebagai alat untuk mendapatkan penghasilan, dan ini yang membuat miris di Indonesia.

Tapi kebanyakan orang ngomong kayak gini "Ya namanya aja film susah direalisasiinnya". Ini pernyataan yang bikin sebel banget bagi ane, ini mah tipe - tipe orang yang pesimis tapi gak mau ngaku dan berlaga jadi pehlawan. Sekarang itu bukan karena itu film sehingga itu tidak nyata dan tidak bisa direalisasikan. Film itu karya manusia dan karya itu didasarkan impian, yang namanya impian memang terlihat seperti bohong belaka tapi sudah banyak orang yang merasakan manisnya. So, apa yang harus kita lakukan ? Sederhana, kita realisasikan mimpi - mimpi yang banyak tergantung di langit dengan cara kita. Mereka telah menginspirasi kita lewat cara mereka dalam hal ini " anime " maka tugas kita adalah memperkokoh pondasi kita untuk dapat kita naiki menggapai impian itu..

Salam 2014, Semoga indonesiaku Tersenyum kembali..

Tuesday, December 3, 2013

Jendral Tak Dikenal

Dikenal dan tak dikenal, itulah konsekuensi dari sebuah perjuangan. Banyak orang yang tak dikenal tapi ia sudah menjadi teladan yang mengajarkan tentang kebenaran. Mengutip kata – kata soe hok gie “ mana yang lebih puitis daripada kebenaran ? “ inilah kata yang akan mewakili jendela tulisan saat ini.

Namanya Zahir Ilham seorang Jendral berbintang 6 yang ada di HIMATEK, ia merupakan teladan bagi setiap anggotanya. Ialah Jendral Besar, pemegang komando tertinggi di lapangan dalam kaderisasi HIMATEK. Banyak yang tak tahu mengenai dia, tapi dia telah mengajarkan banyak arti dari kepemimpinan terhadap semuanya.

Zahir Ilham, Ia telah mempersiapkan ruhiyah dan jasamaninya untuk memimpin dan berkarya di HIMATEK. Ia punya impian untuk berguna bagi bangsa dan berprestasi demi almamater. Ia adalah salah satu anggota dari CHEM-E CAR yang siap mendedikasikan diri. Tak ada kata mengeluh dalam dirinya. Setiap masalah terus dihadapinya dan diselesaikannya. Waktu telah bergulir pada titik ia menyudahi tugasnya sementara, tapi waktu ini bergulir membimbing ia untuk menjadi orang besar. Tetaplah tegap jendral kita, walau Sebagai Jendral yang tak dikenal..

For : Komandan Lapangan (DanLap) Tereligiuos : Zahir Ilham

Saturday, November 23, 2013

Karena senyum semua ada

            Ahh rutinitas memang selalu mendewasakan diri dari hari kehari, namun inilah perjuangannya pemuda. Setelah sekian lama bergerilya di media sosial tentang makna “Senyum, Karya, Inspirasi”. Sekarang malam ini saya ingin mencoba merangkai sobekan – sobekan kertas yang berserakan di media sosial ( FB, Twitter dll ). Nah sebelum masuk ke penjabaran makna saya sebelumnya ingin bercerita sedikit tentang ide mengenai gagasan “Senyum, Karya, Inspirasi”. Cerita ini diawali dengan diskusi ringan dengan sahabat seperjuangan di Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung bang Adi Kusmayadi. Atas keprihatinan yang mendasar dan membuat diri ingin melakukan perubahan maka kita nyari - nyari kata yang bakal mewakili perjuangan kita ke depan. Setelah sekian lama berdiskusi lalu saya kepikiran deh tentang ini kata – kata “Senyum, Karya, dan Inspirasi”.
            Berdasarkan dengan keprihatinan terhadap bansa Indonesia maka munculah gagasan tentang kata – kata itu. Terlebih inspirasi dari Kang Ridwansyah Yusuf Achmad membuat diri ini semakin ingin merelisasikan makna yang ada pada kata – kata itu. Lalu ada apa sich dengan 3 kata itu ? apa sih yang membuat kata – kata itu begitu bermakna bagi kami ?
            Jadi begini ceritanya, kita bahas perkata tentang hal ini. Pertama ialah senyum, Senyum menurut kami adalah hal yang sangat berharga dalam hidup ini. Mengapa demikian ? Karena semua hal tentang kemenangan dan kedamaian selalu ada senyuman didalamnya. Senyumanlah yang membuat hidup ini berharga dan menjadi lecutan motivasi dalam diri untuk menghasilkan sesuatu. Kami beranggapan dengan diawali senyuman kemampuan akan terus meningkat secara drastis hingga membuat diri terus bersemangat dan menghilangkan letih yang ada. Lalu dari senyuman kita beranjak ke Karya, ada apa sih dengan senyum dan karya ? apa hubungan mereka ? ( hubungannya baik – baik aja kok J) Kami beranggapan dengan senyuman yang sudah mekar dan membuat diri termotivasi, ini akan membuat seseorang lebih mudah berkarya. Mengapa harus karya ? Karena karya adalah hal yang dibutuhkan bangsa ini, dengan banyaknya karya maka bangsa kita mempunyai banyak modal untuk menjadi bangsa yang besar. Bukan tentang kerja besar yang dibutuhkan tapi tentang karya besar. Karya besar yang membuat bangsa ini besar dan mengaung layaknya serigala.
            Dan yang terakhir ialah Inspirasi. Inspirasi adalah hal yang penting untuk memulai namun takkan ada inspirasi tanpa contoh sebuah karya. Maka karya adalah aktor utama terbentuknya inspirasi dengan adanya satu karya maka akan menghasilkan satu inspirasi dan satu karya jika dijelaskan dalam persamaan kimia ialah seperti ini :-D :
Senyum + Karya ↔ Inspirasi + Karya

            Maka dari itu kami menjadikan slogan “ Senyum, Karya, Inspirasi “ sebagai teman dalam perjuangan kedepan demi menatap sang cahaya baru terbit di ufuk timur. Yang terakhir penulis ingin katakana ialah salam “Senyum, Karya, dan Inspirasi” 

Terinspirasi dari : Ridwansyah Yusuf Achmad dan Faldo Maldini