Sunday, January 12, 2014

Cinta


Senyuman hari ini didampingi dengan seseorang yang mempunyai impian untuk membuat indonesia tersenyum. Ridwansyah Yusuf Achmad sosok energic pemuda indonesia, siapa sii aktivis mahasiswa yang gak kenal beliau ? terus kalo belum kenal kenapa ? ya kenalan dulu aja, biar gaul .. hehehe

Hari ini adalah hari yang sangat berkesan, dengan menerima materi dari beliau. Simple pembawaanya tapi ngena ke mana - mana *eh jadi sedikit lebay..hehe. Bagi saya pribadi beliau adalah tauladan pergerakkan pemuda kontemporer, value yang diajarkan dan dibagikan beliau, saya rasa pas untuk kita saat ini. Kenapa bisa begitu ? Kalo kata saya, penyebabnya adalah karena beliau hidup dengan banyak cerita dan pernah mengalami kehidupan disuasana homogen dan heterogen. 

Dua makna yang saya garis bawahi pada hari ini " Membangun frekuensi hati dan mimpi yang sama ". Kalimat ini bagi saya adalah solusi dari segala permasalahan organisasi, hati dan mimpi adalah suatu kesatuan yang membangun peradaban. Peradaban besar adalah peradaban yang selalu ditunjang dengan kesatuan hati rakyat dan pemimpin serta sebangunnya mimpi diantaranya. Dalam peeradaban islam pernah tercatat suatu konteks seperti ini dimasa pemerintah sang uswah kita Rasullullah S.A.W beliau adalah organisator cerdas yang mampu menyatukan hati dan mimpi para umatnya. 

Jika boleh saya rangkum kata - kata ini "frekuensi yang sama dari hati dan mimpi" menjadi satu kata, maka saya akan merangkum kesamaan frekuensi itu menjadi suatu kata yaitu "CINTA". Ada apa dengan cinta ? *eh ini mah judul film.hehe Cinta merupakan sebuah konsep keseimbangan yang diciptakan oleh Allah S.W.T. Kata cinta inilah yang membuat manusia bisa saling menerima, tersenyum, dan bahagia. Organisasi atau peradaban akan menjadi besar jika dilingkari dengan konsep cinta. Maka, hanya dengan cinta kita bisa saling beriringan. Contohnya saja pohon apel, jika tidak ada cinta dari setiap elemen pohon itu, maka yang terjadi bisa saja pohon itu tidak berbuah atau yang lebih parah lagi pohon itu akan mati karena tidak saling mendukung. Hal itu berlaku juga dalam kehidupan organisasi, organisasi tanpa cinta maka layaknya zombie, Hidup sii, tapi tak bernyawa. hahaha

Maka, dari sekian banyaknya kalimat yang saya buat malam hari ini. Saya ingin menutup dengan sebuah kalimat yang sangat saya maknai dari sosok Ridwansyah Yusuf Achmad " Kita bisa mencintai tanpa harus memimpin, Namun kita tidak bisa memimpin tanpa mencintainya ". 

Thanks to Ridwansyah Yusuf Achmad
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment